jump to navigation

Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan February 12, 2013

Posted by signage16 in Environment, Spasial Planning.
Tags:
add a comment

Kota merupakan sebuah sistem yaitu sistem terbuka, baik secara fisik maupun sosial ekonomi. Dalam perkembangannya, kota sulit untuk dikontrol dan sewaktu-waktu dapat menjadi tidak beraturan. Pada umumnya kota-kota besar di Indonesia berkembang tanpa dilandasi perencanaan yang menyeluruh dan terpadu, kecuali pada kota-kota baru yang memang direncanakan sejak awal untuk dapat menampung pertumbuhan penduduk yang besar dalam waktu yang relatif pendek. Oleh karena itu, kota-kota besar di Indonesia seringkali perkembangan pembangunannya tidak merata. Disatu sisi terlihat modern, di sisi lain nampak menjamurnya lingkungan kumuh dengan prasarana dan sarana yang sangat tidak memadai.

Pembangunan yang terus meningkat di perkotaan, sering tidak menghiraukan kehadiran lahan hijau seperti lahan buah-buahan, lahan pertanian, dan lahan hijau lainnya. Bukan saja yang di dalam kota, bahkan berkembang ke daerah pinggir kota atau daerah perbatasan kota (sub urban). Tumbuhan yang ada di pekarangan dan halaman kantor, sekolah, atau halaman bangunan lainnya serta tumbuhan yang ada di pinggir jalan, baik jumlah maupun keanekaragamannya semakin menurun. Sebagai akibatnya fungsi tumbuhan sebagai penghasil oksigen yang sangat diperlukan oleh manusia untuk proses pernapasan serta untuk kebutuhan aktivitas manusia semakin berkurang.

Pada kenyataannya luas RTH di perkotaan setiap tahun semakin berkurang. Hal tersebut disebabkan terjadinya perubahan fungsi yang semula berupa lahan terbuka menjadi terbangun untuk berbagai keperluan seperti perumahan, industri, pertokoan, kantor, dan lain-lain. Semakin sempitnya atau kurang memadainya RTH, khususnya taman kota dapat menimbulkan munculnya kerawanan dan penyakit sosial, sifat individualistik dan ketidakpedulian terhadap lingkungan yang sering ditemukan pada masyarakat perkotaan.

Pembangunan di Indonesia saat ini pada umumnya dilakukan berdasarkan kepentingan peningkatan ekonomi semata, tanpa mempertimbangkan dampak yang dapat terjadi, baik secara ekologis maupun sosial. Sehingga yang ada hanyalah eksploitasi terhadap sumber daya alam yang menyebabkan rusaknya habitat kota. Berbagai tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota yang terjadi saat ini membuat sebagian besar RTH dikonversi menjadi fasilitas perkotaan. Kota-kota di Indonesia sering kali tidak menempatkan RTH sebagai salah satu ruang penting yang harus ada dalam kota. Padahal RTH dalam suatu kota perlu memiliki suatu perencanaan dan perhatian yang khusus, karena memiliki berbagai fungsi yang tinggi bagi suatu kota seperti ekologis, ekonomi, arsitektur dan sosial/budaya.

Dampak yang sangat dirasakan saat ini adalah adanya bencana banjir di beberapa kota di Indonesia, khususnya di wilayah DKI Jakarta. Berkurangnya daerah resapan yang menjadi salah satu usaha pencegahan banjir secara alami, mengakibatkan air hujan dengan intensitas yang tinggi tidak dapat masuk ke dalam tanah secara cepat sehingga mengakibatkan air limpasan yang besar sehingga terjadi genangan di berbagai wilayah kota. Infrastruktur drainase sebagai usaha pengendalian genangan air yang kurang berfungsi dengan baik juga turut memperburuk keadaan.

Buildings & Bridge January 26, 2013

Posted by signage16 in Environment, Spasial Planning.
Tags: , , ,
add a comment

Buildings & Bridge

Panduan Pembangunan Pembangkit Listrik Mikro Hidro February 5, 2012

Posted by signage16 in Environment.
add a comment

Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan bebas bisa dikatakan “energi putih”. Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini menggunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik,

Seperti dikatakan di atas, Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam prakteknya, istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa Mikrohidro pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara istilah Mikrohidro dengan Minihidro adalah output daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator.

Air yang mengalir dengan kapasitas dan ketinggian tertentu di salurkan menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah turbin, instalasi air tersebut akan menumbuk turbin, dalam hal ini turbin dipastikan akan menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan/dihubungkan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringkas proses Mikrohidro, merubah energi aliran dan ketinggian air menjadi energi listrik.

Terdapat sebuah peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di sejumlah negara, sebagian untuk mendukung industri-industri, dan sebagian untuk menyediakan penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya yang tinggi dari perluasan jaringan listrik, sering membuat Mikro Hidro memberikan sebuah alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Ini karena Skema Mikro Hidro yang mandiri, menghemat biaya dari jaringan transmisi dan karena skema perluasan jaringan sering memerlukan biaya peralatan dan pegawai yang mahal. Dalam kontrak, Skema Mikro Hidro dapat didisain dan dibangun oleh pegawai lokal dan organisasi yang lebih kecil dengan mengikuti peraturan yang lebih longgar dan menggunakan teknologi lokal seperti untuk pekerjaan irigasi tradisional atau mesin-mesin buatan lokal. Pendekatan ini dikenal sebagai Pendekatan Lokal. Gambar 1 menunjukkan betapa ada perbedaan yang berarti antara biaya pembuatan dengan listrik yang dihasilkan.

Gambar 1. Skala Ekonomi dari Mikro-Hidro (berdasarkan data tahun 1985)
Keterangan gambar 1

Average cost for conventional hydro = Biaya rata-rata untuk hidro konvensional.

Band for micro hydro = Kisaran untuk mikro-hidro

Capital cost = Modal

Capacity = Kapasitas (kW)

Komponen-Komponen Pembangkit Listrik Mikro Hidro


Gambar 2. Komponen-komponen Besar dari sebuah Skema Mikro Hidro
Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake)
Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai (‘Intake’ pembuka) ke dalamsebuah bak pengendap (Settling Basin).

Settling Basin (Bak Pengendap)

Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.

Headrace (Saluran Pembawa)

Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.

Headtank (Bak Penenang)

Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara sebuah penstock dan headrace, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir, kayu-kayuan.


Penstock (Pipa Pesat/Penstock)

Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah Turbin.

Turbine dan Generator

Perputaran gagang dari roda dapat digunakan untuk memutar sebuah alat mekanikal (seperti sebuah penggilingan biji, pemeras minyak, mesin bubut kayu dan sebagainya), atau untuk mengoperasikan sebuah generator listrik. Mesin-mesin atau alat-alat, dimana diberi tenaga oleh skema hidro, disebut dengan ‘Beban’ (Load),dalam Gambar 2. bebannya adalah sebuah penggergajian kayu.

Tentu saja ada banyak variasi pada penyusunan disain ini. Sebagai sebuah contoh, air dimasukkan secara langsung ke turbin dari sebuah saluran tanpa sebuah penstock seperti yang terlihat pada penggergajian kayu di Gambar 2. Tipe ini adalah metode paling sederhana untuk mendapatkan tenaga air, tetapi belakangan ini tidak digunakan untuk pembangkit listrik karena efisiensinya rendah. Kemungkinan lain adalah bahwa saluran dapat dihilangkan dan sebuah penstock dapat langsung ke turbin dari bak pengendap pertama. Variasi seperti ini akan tergantung pada karakteristik khusus dari lokasi dan skema keperluan-keperluan dari pengguna.

sumber: energiterbarukan.net

‘Early Warning’ Tradisional June 17, 2009

Posted by signage16 in Environment.
add a comment

Suara “nyanyian” bilou (Hylobates klossii), sejenis kera endemik di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, secara turun temurun dipercayai warga lokal sebagai pertanda akan datangnya bencana. Fenomena ini bisa menjadi peringatan dini misalnya pertanda akan datangnya gelombang tsunami.
Program penyadaran kearifan lokal di Mentawai itu mulai disosialisasikan SurfAid Australia, sebuah LSM internasional peduli bencana. Manajer Program Penanggulangan Bencana LSM Internasional SurfAid Australia di Kepulauan Mentawai, Wawan Budianto, mengatakan, SurfAid melaksanakan program tersebut di Mentawai sejak 2007.
Ia menjelaskan, dari pantauan SurfAid di sejumlah daerah di Kepulauan Mentawai diketahui masyarakat lokal telah memiliki kearifan lokal sistem deteksi dini bencana dari gejala alam sekitar yang didominasi hutan tropis. Masyarakat memercayai jika mendengar suara binatang itu dengan alunan bunyi tertentu maka dianggap sebagai pertanda akan ada bahaya.
Bilou adalah jenis kera unik menyerupai siamang endemik yang hanya dijumpai di Kepulauan Mentawai. Sekujur tubuh bilou dipenuhi rambut hitam dan di bagian mata berbulu putih. Sebagai primata endemik, bilou kemudian ditetapkan sebagai binatang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia maupun dunia termasuk oleh masyarakat lokal Mentawai.
“Sejak turun temurun, masyarakat lokal Mentawai dilarang berburu bilou,” kata Wawan.
Ia menyebutkan, selain untuk deteksi bencana, suara bilou juga pertanda dihentikannya kegiatan perburuan binatang di hutan Mentawai. “Jika ada warga berburu lalu mendengar suara bilou, maka mereka harus menghentikan perburuan, karena jika dilanjutkan akan ada bahaya,” tambahnya.
Mentawai termasuk daerah rawan tsunami saat ini. Dari pendataan SurfAid diketahui sekitar 16.000 warga Kepulauan Mentawai bermukim di kawasan pesisir yang rawan bencana tsunami.

Referensi :

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/03/20/1647535/teriakan.bilou.mentawai.jadi.deteksi.dini.tsunami

Coal Sludge May 15, 2009

Posted by signage16 in Environment.
add a comment

Coal MineCoal atau batubara adalah bahan bakar yang berasal dari fosil. Batubara ini didapatkan dengan cara penambangan berupa penambangan terbuka ataupun penambangan bawah tanah.  Batubara ini sebagian besar terdiri dari karbon termasuk didalamnya sulfur. Batubara sering digunakan sebagai bahan bakar industri dan pembangkit listrik tenaga uap. Penggunaan bahan bakar batubara ini menghasilkan abu dasar dan abu terbang, serta beberapa bentuk lumpur/sludge yang terbentuk akibat tercampur dengan air ataupun bahan kimia lainnya.

Sludge berupa bentuk padat yang terpisah dari suspensi dalam bentuk cair melalui berbagai proses yang bervariasi. Umumnya sludge ini mengacu pada limbah padat yang terekstrasi dari pengolahan limbah hasil produksi ataupun hasil pembakaran bahan bakar industri yang mengendap dalam tangki pengendapan yang terdiri dari suspended solid yang akan terbentuk dalam beberapa jam. Keadaan seperti ini dikenal juga sebagai raw sludge atau primary solids yang masih segar sebelum terjadinya proses anaerob.

Air limbah industri yang sebagian terdapat partikulat / bahan solid juga termasuk kategori sludge walaupun terbentuk dari proses yang berbeda – beda baik secara biologi maupun proses fisika – kimia. Pada kasus pembangkit listrik yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya, maka akan terbentuk coal tar yang berwarna coklat pekat atau cairan hitam. Coal tar ini memiliki bau naphthalene dan aromatic hydrocarbons, memiliki sifat mudah terbakar dan terkadang dapat pula digunakan kembali sebagai bahan bakar boiler. Penggunaan coal tar harus terlebih dahulu dipanaskan agar mudah dalam pengalirannya.

Coal tar ini juga dapat digunakan sebagai shampo perawatan anti ketombe yang tentunya dengan dosis yang sesuai bagi tubuh manusia karena coal tar ini termasuk dalam zat yang bersifat karsinogenik atau zat yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker.

Referensi :